Kamis, 30 September 2010

GAS DARAH : Analisa

analisa gas darah

Pemantauan Gas Darah Arteri

Pengukuran gas darah arteri berguna
untuk menentukan keefektifan paru sebagai oksigenator dan ventilator.
Pengukurannya dapat dilakukan baik secara invasif maupun non-invasif.
Pemeriksaan secara invasif dengan memasang jarum atau kateter1,5.

Pengambilan
sampel darah untuk pemeriksaan analisa gas darah dapat dilakukan pada
a. radialis, a. tibialis posterior, a. dorsalis pedis, dan lain-lain.
Arteri femoralis atau brakialis sebaiknya tidak digunakan jika masih
ada alternatif lain, karena tidak mempunyai sirkulasi kolateral yang
cukup untuk mengatasi bila terjadi spasme atau trombosis. Sedangkan
arteri temporalis atau axillaris sebaiknya tidak digunakan karena
adanya risiko emboli otak2.

Pada neonatus, dimana sering
ditemukan kesulitan untuk mendapatkan darah dari arteri, sampel darah
kapiler dapat digunakan. Korelasi nilai sampel darah arteri dan kapiler
bervariasi, baik untuk pH dan PCO2, tapi jelek untuk PaO22,12.

Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan analisa gas darah2,5,22:

Gelembung udara
Tekanan
oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam sampel darah
maka ia cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen
sampel darah kurang dari 158 mmHg, maka hasilnya akan mengikat.


Antikoagulan
Antikoagulan
dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung. Pemberian heparin
yang berlebihan akan menurunkan tekanan CO2, sedangkan pH tidak
terpengaruh karena efek penurunan CO2 terhadap pH dihambat oleh
keasaman heparin.


Metabolisme
Sampel darah masih
merupakan jaringan yang hidup. Sebagai jaringan hidup, ia membutuhkan
oksigen dan menghasilkan CO2. Oleh karena itu, sebaiknya sampel
diperiksa dalam 20 menit setelah pengambilan. Jika sampel tidak
langsung diperiksa, dapat disimpan dalam kamar pendingin beberapa jam.

Suhu
Ada hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang menyebabkan tingginya PO2 dan PCO2. Nilai pH akan mengikuti perubahan PCO2.

Nilai
pH darah yang abnormal disebut asidosis atau alkalosis sedangkan nilai
PCO2 yang abnormal terjadi pada keadaan hipo atau hiperventilasi.
Hubungan antara tekanan dan saturasi oksigen merupakan faktor yang
penting pada nilai oksigenasi darah2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar